Rektor Baru UMJ: Kami Akan Berjalan Seiring Kebijakan PP Muhammadiyah. Demikian pernyataan Ma’mun Murod Al-Barbasy usai dilantik sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2021-2025, Selasa (25/5/2021) siang.
Pelantikan yang dipimpin oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas itu dihadiri secara langsung oleh beberapa pejabat penting. Di antaranya: Ketua MPR Bambang Soesatyo, MenkoPolhukam Mahfud MD, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Umum Pimpinan PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid hadir secara daring melalui Zoom Cloud Meetings.
MMA—sapaan akrab Ma’mum Murod Al-Barbasy—menegaskan, UMJ sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah (AUM) akan berjalan seiring dan sesuai dengan keijakan apapun yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah
Dalam kesempatannya MMA menukil pidato Abu Bakar Ash-Shidiq saat dibaiat sebagai khalifah di Syaqifah Bani Saidah.
أَيُّهَا النَّاسُ فَاِنِّيْ قَدْ وُلَّيْتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِخَيْرِكُمْ فَإِنْ أَحْسَنْتُ فَأَعِيْنُوْنِيْ وَإِنْ أَسَأْتُ فَقَوِّمُوْنِيْ. الصِّدْقُ أَمَانَةٌ وَالْكَذِبُ
“Wahai manusia sekalian sesungguhnya saya telah diangkat sebagai pemimin kalian meski saya bukan yang terbaik di antara kalian. Jika saya berbuat baik dukunglah saya, jika saya berbuat salah maka luruskanlah saya. Kejujuran merupakan amanah, dan kedustaan merupakan penghianatan.
Menurut MMA pidato Abu Bakar tersebut penting sebagai bahan perenungan dirinya dan sivitas akademika UMJ. “Saya sudah ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi rektor meski sadar betul bahwa saya bukan yang terbaik,” ucapnya menjabarkan posisi dirinya dari ucapan Abu Bakar itu.
Menurut MMA, nasib manusia dengan segala ikhtiarnya—bukan bermaksud bermental Jabariah atau Qadariyah—adalah menjalani takdir Allah: dari satu takdir ke takdir yang lainnya.
“Karenanya jika saya berbuat baik maka dukunglah saya dengan sepenuh hati. Sebaliknya jika saya salah, menyimpang, maka luruskanlah saya,” pesannya.
Pria kelahiran Brebes Jawa Tengah, 13 Juni 1973, itu menegaskan, kejujuran di dalam mengelola UMJ harus dijadikan secara serius dijadikan amanah. Dan kedustaan di dalam mengelola UMJ harus diposisikan sebagai bentuk pengkhianatan.
“Maka dari itu dalam konteks kepemimpinan empat tahun mendatang sebagai pribadi yang tak sempurna, pribadi yang dhaif, saya sangat membutuhkan nasihat, masukan, dan kritik yang konstruktif di dalam menjalankan amanat yang tidak ringan ini,” harap dia.
sumber berita : pwmu